Friday

Nilai Kepuasan Manusia

“Dari Ibnu Abbas dan Anas bin Malik ra. Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: Seandainya seseorang itu mempunyai satu lembah dari emas niscaya ia ingin mempunyai dua lembah, dan tidak ada yang dapat memenuhi mulutnya kecuali tanah (ia tidak akan merasa puas terhadap dunia ini sebelum mati) Dan Allah SWT akan senantiasa menerima taubat orang yang bertaubat“. (HR. Bukhari dan Muslim)

Manusia dengan segala pernik-pernik di dunia ini mudah sekali untuk tergoda, bahkan hingga pada taraf ingin memiliki lebih dan lebih. Dalam benaknya terlintas bagaimana keinginan itu tetap menjadikan realita dan cita-cita.

Pada diri manusia ada sifat tamak, rakus dan qonaah (puas hati).Masing-masing diri manusia ada kecenderungan untuk menjadi manusia rakus, tamak dan ada juga manusia yang qonaah dengan apa yang diberikan Allah SWT kepadanya.

Kita sama tahu bagaimana kisah Qorun, dengan kekayaan yang dimiliki dan ingin selalu memiliki. Hingga gudangnya penuh dengan kekayaan melimpah ruah, sampai gembok dan kuncinyapun besarnya alang kepala.
Namun sang Qorun masih tetap tidak puas (qonaah) atas pemberian Allah SWT, harta yang banyak sebagai amanah padanya. Bahkan karena terlalu kayanya hingga timbul rasa kikir dan pelit. Takut hartanya berkurang, darimana harus mendapatkannya lagi jika harta itu berkurang.

Demkianlah Qorun dengan tamaknya pada harta hingga belum merasa puas jika tidak memiliki dua, tiga gudang dan seterusnya. Timbul sifat tamak, karena tidak menyadari bahwa harta hanya merupakan titipan sementara. Tidak paham bahwa kehidupan abadi ada di surga. Tidak tahu bahwa harta bisa menyelamatkan dan mencelakakan dirinya. Jawaban apa yang akan diberikan kepada Allah SWT tat kala ditanyakan tentang dua hal,
pertama : waktu yang diberikan dan dipergunakan untuk apa,
kedua : harta dari mana di dapatkan dan dibelanjakan kemana?

Harta banyak belum tentu menambah ketenangan, harus memikirkan juga bagaimana mengurusi dan menjaganya. Sehingga waktupun banyak tersita dengannya. Sehingga menjadikan agenda pemikiran tiap hari dan menyita waktu yang banyak. Lain halnya bila harta banyak tapi tidak menggangu konsentrasinya, selalu Allah SWT sebagai agenda setiap harinya. Pemikirannya tertuju hanya untuk Allah SWT yang satu semua harta dibelanjakan.

Dalam surat takatsur dijelaskan, ciri has manusia adalah selalu mengumpulkan harta bermegah-megahan sehingga melalaikannya. Asyik dengan hal dunia saja dengan harta, pangkat, jabatan. Sehingga melalaikan Allah, hingga ketika mulutnya di sumpal dengan tanah (mati) maka baru menyadari bahwa dirinya telah dipanggil oleh Allah SWT dan baru merasa puas dan sadar.

Tiada yang bisa menghentikan ketamakkan diri manusia, kecuali mati menjemputnya. Bila tujuan dan misi hidupnya hanya untuk Allah SWT semata, maka apapun yang diamanatkan oleh Allah SWT kepadanya, akan di pergunakan dengan sebaik-baiknya. Tidak menghianati dan melalaikan apa yang Allah SWT titipkan kepada dirinya.
Terima kasih atas pencerahannya di : www.muslimdelft.nl


Saturday

MANAJEMEN WAKTU

Dalam Al-Qur’anul Karim Surat Al-Ashr (103): 1-3, Allah berfirman yang artinya sebagai berikut.

1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran
.

Ada sebuah pertanyaan yang cukup menarik perhatian sekaligus menggugah sewaktu mendengarkan kutbah jum'at tgl 20 februari yakni tentang manajemen waktu, berikut kutipan yang saya ingat :

Mengapa dengan jatah waktu yang sama 24 jam sehari semalam, tetapi setiap orang menghasilkan sesuatu yang berbeda-beda?. ada yang menghasilkan kebaikan,seperti dagangannya laris, disekolah bereprestasi, ditempat kerja disenangi atasan dan teman kerja,dan untuk blogger ads nya banyak yang klik, pengunjungnya banyak dan banyak komentarnya pula.

sebaliknya ada yang menghasilkan keburukan untuk dirinya, seperti usahanya bangkrut, disekolah tidak ada prestasi yang baik,ditempat kerja tidak disukai atasan dan teman kerja,ads nya tidak ada yang meng klik, pengunjung blog nya sepi bahkan tak ada yang kasih komentar.

Lebih tajam lagi pernyataanya bahwa ada seseorang dengan jatah waktu 24 jam dia mampu memimpin negara, mampu menjadi pemimpin perusahaan yang baik, mampu menjadi kepala keluarga yang baik, mampu mengelola blognya dengan baik. tetapi ada pula orang denganjatah waktu 24 jam mengurus dirinya saja dia tidak mampu,ibadahnya kedodoran, sholatnya bolong-bolong, puasanya kadang-kadang, mu'amalahnya kepada orang lain tidak disenangi dan macam-macamlah hasil buruknya.

Mengapa bisa begitu ?

Ada tips yang diberikan sang khotib menyangkut manajemen waktu :
pertama
bahwa jatah waktu boleh sama, tetapi aktifitas harus berbeda-beda. orang yang selalu berkreasi pasti menuai hasil yang lebih baik.
kedua
hari ini harus lebih baik dari hari sebelumnya. pastilah tidak sama hasilnya orang yang beramal sholeh dengan orang yang tidak beramal sholeh meski diberi jatah waktu yang sama. jadi setiap saat itu harus senantiasa dimanfaatkan untuk berbuat yang terbaik
ketiga
Pengetahuan kaidah yang rinci tentang optimalisasi waktu, Setiap orang, hendaknya memahami dan mengetahui kaidah-kaidah yang rinci tentang cara mengoptimalkan waktunya. Hal ini bertujuan untuk kebaikan dan kemaslahatan dirinya dan orang lain.
keempat
Memiliki manajemen hidup yang baik,Setiap pribadi haruslah pandai mengatur segala urusan hidupnya dengan baik, menghindari kebiasaan yang tak jelas, matang dalam pertimbangan dan mempunyai perencanaan sebelum melakukan pekerjaan. Ia harus berpikir, membuat program, mempersiapkan, mengatur dan melaksanakannya.
kelima
Memiliki Wudhuhul Fikrah, Setiap orang haruslah memiliki keluasan atau fleksibilitas dalam berpikir, seperti mampu berpikir benar sebelum bertindak, berpengetahuan luas, mampu memahami substansi pemikiran dan paham. Hal itu penting sebagai dasar pengembangan berpikir ilmiah.
keenam
Visioner, memiliki pandangan jauh ke depan, bisa mengantisipasi berbagai persoalan yag akan terjadi di tahun-tahun mendatang.
ketujuh
Melihat secara utuh setiap persoalan,Setiap orang yang dapat mengatur waktunya secara optimal, tidak melihat masalah secara parsial. Karena bisa jadi, persoalan itu memiliki kaitan dengan yang lainnya.
kedelapan
Mengetahui Perencanaan dan skala prioritas,Mengetahui urutan ibadah dan prioritas, serta mengklasifikasi berbagai masalah adalah faktor penting dalam mengatur waktu agar menghasilkan kerja yang optimal. Dengan membuat skala prioritas, akan menghindarkan dari ketidakteraturan kegiatan.
kesembilan
Tidak Isti’jal dalam mengerjakan sesuatu,Mengerjakan sesuatu dengan tidak tergesa-gesa dan berdasar pada ketenangan jiwa yang stabil merupakan landasan yang penting dalam mewujudkan hidup yang lebih baik. Sementara, orang yang musta’jil menginginkan agar dalam waktu singkat ia mampu melakukan hal-hal yang terpuji, sekaligus meninggalkan hal-hal yang tidak terpuji. Hal ini jelas tidak sesuai dengan sunah kauniyah, yaitu hukum alam dan kebiasaan.
kesepuluh
Berupaya seoptimal mungkin, Jika kita menginginkan terwujudnya aktivitas amal shalih, maka secara optimal kita harus mengarahkan diri pada persoalan itu sesuai kemampuan yang ada pada diri kita.
kesebelas
Spesialisasi dan pembagian pekerjaan,Setiap pribadi haruslah memiliki keahlian tertentu. Ia boleh memiliki pengetahuan luas, tetapi ia juga perlu memfokuskan pada keahlian tertentu.

Demikianlah tips untuk manajemen waktu yang saya dapatkan dari mendengarkan kotbah jum'at dan ada tambahan dari dakwatuna semoga bermanfaat.




Tuesday

Tiga Kepuasan Dalam Satu Pekan

Kemaren tepatnya tanggal 16 februari 2009 seperti biasa sedang blogwalking dengan teman-teman blogger, aku mendapat ucapan selamat dari sobat bokapnya jerova , doi bilang "wah alexanya nanjak tajam neh bos ..selamat dech..." aku kaget dan langsung check ke-valid-an informasi tersebut ternyata benar aku surprise banget (Haaaaa... mulut mangap mata semi melotot) statistik tersebut telah menunjukan peningkatan yang cukup signifikan.

Pada saat pertama kali pasang widget Alexa statistic rank menunjukan angka 9 jutaan, tapi sekarang telah berubah menjadi 500 ribuan cukup fantastis bukan.
Terus terang aku surprise banget dengan peningkatan tersebut padahal aku ga merasa melakukan hal-hal yang spesial. aku hanya melakukan rutinitas biasa saja seperti : 1.blogwalking/blogjumping/blogrunning/blogngesoting atau apapun namanya.
2.isi komen diblog yang aku singgahi (itupun kadang-kadang)
3.daftar di topseratus.com
4.jadi follower
5.oh ya yang paling penting bagi temen-temen yang sering isi buku tamu di blog manapun jangan sampai salah menuliskan url-blognya,ini yang sering saya jumpai saat mau membalas salam-salam dari temen blogger.jika itu terjadi kita akan rugi sendiri karena jejaknya gak ketahuan dimana rimba blognya berada

Mungkin bagi teman-teman yang alexa rank-nya udah tinggi dan para senior bisa menambahkan tip-tips-nya lagi supaya temen-temen blogger yang masih newbie seperti saya ini bisa lebih bersemangat lagi untuk ngeblog dan membuat artikel menarik sehingga bisa meningkatkan statistik alexa rank-nya.

Dari awal ngeblog ampe kemaren tanggal 16 februari, aku ga pernah perhatikan rank-nya om alexa ini apalagi page rank. ku pikir itu mah cuma untuk monitoring statistik visitor saja, ehh.. ternyata setelah mempelajari lebih jauh monitoring itu banyak menjadi referensi penyedia layanan PPC salah satunya Kumpulblogger (dasar matre iklan lagi aja).

Dalam satu pekan ini saya mendapatkan 3 kepuasan sekaligus : yang pertama alexa rank blog saya meningkat, yang kedua tanggal 17 februari saya mendapat e-mail dari mas Kukuh (siapa sih mas Kukuh ini) itu lho pemilik Kumpulblogger yang isinya pemberitahuan transfer hasil PPC untuk bulan februari, jadi artinya saya sudah menerima dua kali transfer dari hasil pasang iklannya Kumpulblogger dan yang ketiga hari ini tanggal 18 februari 2009 saya iseng-iseng liat jajaran topseratus.com eh...ternyata blog saya nempel di urutan 43 duuuhh.. senengnya padahal ngayal juga engga masuk jajaran top topseratus.com.

Saya ucapkan terima kasih pada temen-temen sering mampir di blog saya atas partisipasinya sehingga terciptanya iklim yang kondusif ini (apa coba..), semoga dilain waktu kita bisa tetap solid, tetap berbagi dan tetap semangat. LANJUTKAN....! begitu kata pak SBY.




Akhirnya, Kuperbaiki Ibadahku

Kisah yang Mengharukan

Aku belum tahu, rahasia apa sesungguhnya yang diberikan Allah atas segala musibah ini. Tapi, semuanya membuat aku lebih dekat denganMu, Ya Allah!
Ramadhan tahun ini sudah di depan mata. Rasa syukurku tiada habisnya, mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan Alloh SWT. Mengingat kembali Ramadhan dan Lebaran, masih ada haru yang tersisa.

Satu tahun yang lalu, 1 Rajab 1427 Hijriyah, alhamdulillah anakku yang kedua telah lahir, laki-laki, kuberi nama Fawwaz Ihsan. Bagiku nama adalah doa. Aku berharap anakku akan menjadi anak yang ihsan, senantiasa mendapatkan kemenangan dan kebaikan dari Alloh Maha Pencipta.

Kebahagiaanku saat itu tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Doaku telah dikabulkan. Setelah 7 tahun yang lalu aku dikaruniai seorang anak perempuan, Allah mengabulkanku memiliki anak laki-laki. Tapi, mungkin ini kesempatanku yang terakhir untuk bisa mengandung. Dokter melarangku untuk mengandung lagi. Selama 9 bulan aku mengandung, aku sering mengalami gangguan kesehatan. Mulai dari vertigo yang cukup serius hingga aku harus menjalani perawatan dokter spesialis syaraf terus menerus sampai saat melahirkan tiba.

Di awal-awal kehamilanku dokter kandunganku juga telah memberitahu bahwa aku mengalami placenta previa, sehingga aku harus melewati saat-saat yang dinanti semua wanita itu melalui operasi caesar kembali. Tidak hanya itu saja gangguan kesehatan yang aku alami. Di usia 6 bulan kehamilan, hemorhoid atau sering juga disebut wasir sejak lama aku alami, semakin parah hingga cukup mengganggu.

Saat itu kandunganku yang kedua memasuki usia 7 bulan. Tiba-tiba di suatu malam aku pingsan!!! Tidak sadarkan diri. Saat itu suami dan anakku berlari ke tetangga mencari pertolongan. Untunglah aku mempunyai tetangga-tetangga yang baik. Dengan dibantu tetangga, suamiku segera membawaku ke dokter kandungan untuk menjalani pemeriksaan. Terpaksa, anakku yang pertama, Tia, dititipkan di rumah tetangga. Aku dirujuk ke rumah sakit. Dugaan dokter aku mengalami gangguan usus buntu akut. Dan ternyata setelah menjalani pemeriksaan lebih lanjut, dokter bedah mengharuskan aku untuk operasi appendix (usus buntu).

Keputusan dokter itu membuatku gamang. Betapa tidak, di satu sisi aku bersyukur karena sakit yang kurasakan kurang lebih selama 6 tahun telah diketemukan penyebabnya. Namun di sisi yang lain, aku bertanya kenapa harus sekarang? Mengapa harus aku alami di saat aku tengah hamil? Bagaimana dengan bayi yang kukandung? Tak seorang pun yang bisa menjawabnya. Tidak juga dokter.

***

Dua bulan menanti melahirkan, aku terus memperdengarkan lantunan ayat-ayat suci Al-Quran dari radio untuk bayiku melalui tape recorder atau aku bacakan sendiri. Bekas operasi usus buntuku juga masih sakit. Sementara itu, perutku terus membesar. Menurut hasil USG, Insya Alloh anak yang berada dalam kandunganku adalah laki-laki.

Tanggal 27 Juli 2006, adalah tanggal yang ditetapkan dokter bagiku untuk menjalani operasi melahirkan. Sebelum berangkat, aku berpamitan ke tetangga juga pada anakku yang pertama agar ikut mendoakanku adiknya.

Di rumah sakit, semua siap menungguku. Kulihat dokter kandungan, dokter anak, dan dokter anestesi serta para asistennya sudah berada di ruang operasi. Di atas meja operasi, surat Al fatihah tiada henti aku ucapkan. Operasi kali ini kurasakan lebih berat. Aku mual dan muntah sepanjang operasi. Sesak dan sulit bernapas. Aku dengar asisten dokter berkata, "Dok, pendarahan..." Aku terus berdoa. Sebentar kemudian aku mendengar suara seperti suara sebuah alat menyedot cairan. Beberapa menit kemudian terdengar lagi asisten dokter berkata, "Dok, pendarahan lagi..." Sebentar kemudian aku mendengar lagi suara seperti suara sebuah alat menyedot cairan. Dan kejadian seperti itu berulang sampai tiga kali. Suara asisten dokter terdengar lagi, "Dok, tensi turun 100/54..." Aku masih terus berdoa. Beberapa waktu kemudian dokter berkata," Siap-siap ya ... dorong,". Sesaat kemudian perutku didorong hingga beberapa detik aku tidak bisa bernapas. Aku merasa dorongan itu adalah untuk mengeluarkan bayi dalam perutku. Aku merasa sangat lemas dan bertambah sesak.

Tiga jam di meja operasi terasa sangat lama bagiku. Alhamdulillah semuanya sudah terlewati. Aku telah dipindahkan ke kamar. Meski lemas, aku masih bisa berpikir," Mengapa tak terdengar tangis bayiku?" Ah,.... semoga tidak apa-apa. Tak lama kemudian seorang perawat menunjukkan kepadaku seorang bayi," Ini, Bu bayinya. Laki-laki. Beratnya 3,7 panjangnya 50.". Aku hanya bisa mendesah pelan," Alhamdulillaah..."

Tapi tetalu lama aku menunggui bayiku. Biasanya, sesudah dibersihkan segera diberikan ke ibunya untuk segera disusui yang pertama. Saat kutanyakan kepada suami, ia hanya tersenyum dan mengatakan bahwa bayiku diletakkan di ruangan khusus.

Ketika dokter kandungan menjengukku, betapa kagetnya aku saat mendengar jawaban bayiku dirawat di Neonatus Intensif Care Unit (NICU). Suamiku tak paham, jika yang dimaksud dengan ruangan khusus bayi itu adalah NICU. Biasanya, bayi-bayi yang ditempat di tempat ini karena membutuhkan perawatan khusus untuk mempertahankan kehidupannya. Ia tak pernah bertanya mengapa bayi kami diletakkan di sana. Ah ... begitulah suamiku. Mungkin ini bedanya kasih seorang bapak dan ibu.

Aku merenung, ujian apa lagi yang diberikan Alloh padaku. Baru sebentar aku merasa bahagia. Tapi ternyata kebahagiaanku itu tak berlangsung lama. Enam jam setelah lahir, bayiku masuk NICU karena biru. Ketika aku tanyakan apakah tidak ada kemungkinan kelainan jantung, dokter anak memberikan penjelasan bahwa itu bisa saja terjadi karena penyesuaian suhu dari rahim menuju ke dunia luar. Syukurlah. Dua hari di NICU, akhirnya bayiku dipindah ke ruanganku. Betapa bahagianya aku saat menyusui tiba. Tapi aku sedikit heran karena berbeda dengan kakaknya dulu. Bayiku ini tidak begitu suka minum. Ada perasaan tidak enak di hatiku. Hanya semalam aku bersama bayiku.

Keesokan harinya kulihat wajah bayiku kuning. Kembali bayiku dirawat di ruang terpisah. Aku bertanya-tanya dalam hati, apakah tidak menangisnya bayiku ketika lahir adalah suatu pertanda? Mengapa bayiku berwarna biru? Dan mengapa sekarang berwarna kuning?

Sehari setelah dipisahkan dariku, kembali aku bisa bersama dengan bayiku dalam satu ruangan yang sama. Meski begitu, kami berdua belum diijinkan pulang oleh dokter. Bayiku masih terus dipantau dokter. Setiap 2 jam aku harus memberinya minum 10 cc, begitu pesan dokter. Aku jaga jangan sampai bayiku kurang minum lagi. Memang sangat susah membuat dia mau minum. Perutnya digelitiki, kakinya harus dijentik-jentik dengan jari, apapun aku lakukan agar dia mau minum. Sebenarnya menurutku dia sangat ingin minum. Tapi nampaknya dia tidak kuat untuk mengisap. Sering dia tersedak, dan muntah. Lima hari kami berada di rumah sakit, dan alhamdulillah akhirnya kami diijinkan pulang.

Dua hari sepulang dari rumah sakit, aku sempatkan untuk melaksanakan aqiqah untuk Ikhsan, begitu aku memanggilnya. Semenjak pulang dari rumah sakit, rata-rata dua kali seminggu aku membawa Ihsan ke dokter anak. Diare yang tak kunjung sembuh, dan biru yang tetap membayang di sekujur tubuhnya membuat perasaanku semakin gundah. Sementara dokter tak jua menemukan penyakitnya. Setiap kali aku bertanya ke dokter, jawabannya selalu sama, "Anak ibu tidak apa-apa”. Namun kata-kata dokter itu tidak juga membuatku tenang. Periksa ke laborat juga sudah tak terhitung jumlahnya.

Hatiku semakin gelisah jika setiap kali melihat dia menangis. Tubuhnya membiru bahkan cenderung hitam jika dia menangis. Dadanya bentuknya aneh. Kadang dadanya naik turun dengan cepat saat dia bernafas, kadang juga nafasnya berhenti beberapa saat lamanya. Kepalanya sering mengangguk-angguk saat dia bernapas. Aku sering berdebat dengan suamiku. Menurutku ada sesuatu dengan anak keduaku ini. Tapi menurut suamiku Ihsan mewarisi kulit kakeknya, hitam, dan nafas seperti itu biasa untuk bayi, tidak apa-apa. Aku tetap tidak bisa menerima argumennya. Apalagi setiap tamu yang menjenguk selalu mengatakan kulit Ihsan biru. Kukunya pun biru. Bahkan bibir dan lidahnya juga biru. Dan aku memang melihatnya begitu.

Setiap hari sejak dia berada di rumah, hampir tidak pernah mau ditidurkan di tempat tidurnya. Maunya selalu minta digendong. Itupun masih sering rewel juga. Nyaris aku tidak punya waktu untuk istirahat. Satu hal yang agak melegakan hatiku, Ihsan hanya mau minum ASI, tidak susu yang lain. Itu yang membuat aku bersemangat untuk tetap memberikan ASI yang terbaik untuknya. Aku jaga makananku agar ASI ku cukup untuknya. Tapi mungkin karena faktor umur, ASI ku tak sebanyak dulu. Suplemen-suplemen untuk melancarkan ASI ku minum, makan sayuran yang banyak, semua kulakukan agar ASI ku tetap ada untuknya.

Sampai Ihsan berusia 56 hari, biru di sekujur tubuhnya masih tetap ada. Aku putuskan membawanya lagi ke dokter, dan aku sudah bertekad akan aku cari apa penyebabnya ke manapun. Aku sudah tidak sabar lagi mencari jawaban atas keanehan-keanehan yang terjadi pada Ihsan. Aku sudah tak tega lagi melihat penderitaannya. Walaupun aku ditentang suami dan mertuaku, aku sudah bertekad untuk mencari jawabannya. Dan aku berdoa mudah-mudahan segera diberikan petunjuk oleh Alloh swt. Sebenarnya dokter masih saja bersikukuh dengan jawaban yang sama, tidak apa-apa. Sekali lagi aku berusaha menjelaskan bagaimana kondisi anakku setiap harinya. Tubuh dan kuku masih tetap membiru, dan semakin menghitam jika dia menangis. Sering muntah melalui hidung, dan diare yang tak kunjung berhenti. Berat badan yang semakin hari tidak juga bertambah. Hingga akhirnya aku memohon ke dokter, "Sebaiknya saya harus kemana, Dok, agar saya bisa menemukan jawaban?".

Akhirnya dokter menyarankan aku untuk mencoba memeriksakan Ihsan ke dokter spesialis jantung anak, dengan membawa surat pengantar dari beliau. Karena tekadku sudah bulat, saat itu juga aku langsung membawa Ihsan ke Prof. Dr. Teddy, seorang dokter spesialis jantung anak.

"Ibu, anak ibu sudah kritis. Dia gagal jantung. Kenapa baru dibawa ke sini?" dengan nada agak tinggi dr. Teddy berkata kepadaku, saat keesokan harinya aku bawa anakku ke sana. Aku dan suamiku terdiam, tak tahu harus berkata apa. Pandangan mata kami menatap ke dr. Teddy seakan tak percaya. "Sekarang juga anak ini harus opname di RS Dr. Sutomo, anak ini sesak nafas!" begitu kata-kata dr. Teddy menyadarkan keterkejutan kami.

Sepanjang perjalanan pulang dari tempat praktek dr. Teddy ke rumah, aku tak bisa menahan tangisku. Suamiku hanya diam sambil menggendong Ihsan dalam pelukannya. Diciuminya Ihsan. Ada sesal di hati kami, mengapa baru sekarang kami mengetahuinya. Betapa bodohnya kami 56 hari dia menderita tapi tidak seorangpun yang tahu. Aku merasa sangat berdosa pada Ihsan. lbu macam apa aku ini hingga tak tahu apa yang dirasakan anaknya.

Sepanjang hari, apa yang aku lakukan hingga mataku buta, telingaku tuli tak bisa memahami tangisan anak yang telah aku lahirkan sendiri. Aku dan suami saling menyalahkan. Suamiku menyalahkan aku, kenapa selama hamil aku sakit-sakitan, minum bermacam-macam obat, atau mungkin juga pengaruh dari operasi usus buntu? Aku tidak mau kalah. Aku menyalahkan suamiku, ini akibatnya jika waktu hamil ibunya mengalami depresi, mungkin ini juga karena faktor keturunan dari adik suamiku yang meninggal karena kelainan jantung, atau karena suamiku tidak berdoa ketika janin terbentuk dulu. Kami berdua hanya bisa saling menyalahkan dan menyalahkan. Ada nada menggugat Allah. Ya Alloh, dosa dan salah apa yang telah aku lakukan hingga Engkau menguji kami seperti ini?

***

"Anak ini mengalami kelainan jantung TGA dan VSD, Bu. Anak ibu harus menjalani operasi. Dan operasi ini tidak bisa dilakukan di Surabaya. Biayanya kurang lebih 100 juta!".

"Seratus juta, Dokter?" aku mengulangi kata-kata dokter mungkin pendengaranku salah. Tapi ternyata tidak.

"Ya. 100 juta." lanjut dr. Mahrus yang melakukan pemeriksaan echo untuk Ihsan. Aku diam tergugu. Bingung, dari mana aku dapatkan uang sebanyak itu? Sedang tabunganku saat itu tinggal 3 juta. Apakah aku akan membiarkan anakku? Ataukah aku membawanya kembali pulang dan menunggu saat itu tiba? Itu berarti aku menjadi orang tua pengecut, tidak mau berusaha demi kesembuhan anaknya. Tapi jika kuturuti saran dokter, darimana aku memperoleh uang 100 juta?"

"Ya Alloh, Engkau telah belanji tidak akan memberikan ujian kepada umatMu melebihi dari kesanggupannya. Tapi mengapa ya Alloh, Engkau beri aku ujian seperti ini? Beri kami kemudahan ... Ya Alloh"

Singkat cerita, Alloh memberi jalan. Atas dukungan dari orang tua, saudara, kerabat, tetangga, teman semuanya kami memutuskan untuk berangkat ke Jakarta. Di Rumah Sakit Pusat Jantung Nasional Harapan Kita di Jakartasaya bisa menggunakan Askes PNS. Dan kami cukup menyediakan uang sekitar 15 juta. Orang tua, mertua, sanak saudara dengan ikhlas membantu kami. Mereka harus mengambil uang tabungan yang juga tidak banyak, Bahkn ada yang menjual tanah yang tidak seberapa luas, dan menjual perhiasan yang juga tidak seberapa. Suamiku juga menawarkan rumah kami untuk dijual, namun, sampai saat ini belum juga laku terjual.

Tapi masih juga ada masalah, Ihsan harus tetap memakai oksigen dan infus untuk ke Jakarta. Maskapai penerbangan yang punya fasilitas seperti itu hanya Garuda Airlines. Dan itu harus melalui ijin khusus dan deposit sebesar $ 1,000 atau Rp. 16 juta. Alhamdulillah, Alloh masih memberi kemudahan. Tanpa diduga. Atasan suamiku, bersedia membantu mengurus ijin dan tiketnya, sekaligus meminjami uang kepada kami.

Akhirnya, di hari ke-3 bulan Ramadhan, Ihsan, aku, suamiku, dan seorang perawat yang mendampingi selama perjalanan ke Jakarta, berangkat menuju bandara Juanda dengan diantar ambulan. Semua orang, termasuk orangtuaku, mertua,tetangga dan teman-teman kerja suamiku, mengantar keberangkatan kami sampai ke bandara. Sebelum berangkat, Bapakku berpesan "Jangan lupa baca terus Laa haula walaa quwwata illa billah." Air mata ini semakin deras, saat aku berpamitan ke Tia, anak kami pertama. Dengan keberangkatan ke Jakarta, otomatis, kami harus meninggalkan Tia untuk waktu yang tidak jelas.

”Ya Allah, hanya Engkau yang mampu hadir dalam segala kesedihanku. Menyediakan diriMu untuk selalu mendengar curahan-curahan kesedihanku yang tak mungkin seorang pun tahu. RahasiaMu yang Maha Besar mungkin belum bisa kucerna, atau mungkin kehendakMu ini adalah untuk membuat aku lebih tegar menghadapi sisa umurku..”

”Aku titipkan anak-anakku padaMu ya Allah, karena hanya Engkaulah yang bisa membimbing mereka, dan hanya Engkaulah yang aku yakini dapat menjadikan mereka menjadi orang-orang yang baik dan terpilih.”

Akhir Ramadhan

TGA, VSD ...!!!

Dulu, huruf-huruf itu tak mempunyai makna bagiku. Tapi sekarang ini, huruf-huruf itu tidak asing lagi bagiku. TGA adalah Transposition of the Great Arteries, dimana secara umum bisa diartikan bahwa aorta tertukar tempatnya dengan arteri pulmonalis, sehingga fungsinya pun tidak normal. Itulah yang menyebabkan darah yang mengalir di tubuh tidak mengandung oksigen, dan membuat si penderita menjadi biru. Untuk dapat bertahan hidup, tergantung dari peran lubang-lubang pada sekat jantung (VSD= Ventricular Septal Defect).

Di RS Harapan Kita peralatannya lebih lengkap dan canggih. Pelayanan dokter maupun perawatnya pun sangat baik. Ruang khusus untuk anak berada di lantai 7 dan lantai 8. Di sana dokter yang bertugas cukup banyak. Hampir semua dokter mengatakan aku harus siap mental. Benar-benar harus siap mental.

"Bu, anak ibu mengalami kelainan jantung TGA. lbu banyak doa aja, karena TGA itu kasus yang paling sulit. Operasinya lebih rumit, dan kemungkinan di ICUnya juga lebih lama. lbu harus siap mental"

Ada yang mengatakannya dengan halus, namun ada juga yang menyampaikannya dengan nada merendahkan, "Kalau TGA mah banyak doa aja, deh. Tunggu keajaiban. Apalagi udah 2 bulan usianya!"

Ya Alloh…….ujian ini begitu berat bagiku. Mengapa justru di saat aku merasa lebih dekat denganMu di sepanjang usiaku, Engkau memberiku ujian seperti ini. Mengapa Ramadhan kali ini harus kulalui seperti ini?.

Ya Allah....jika dengan ini imanku padaMu bertambah, aku amat rela dan memang hanya padaMu aku berserah diri. Aku tidak memintaMu untuk mengambilnya dariku sehingga aku melupakanMu, namun aku mohon kuatkanlah pundakku agar terasa ringan aku memikulnya.

***

Ramadhan 1427 H, aku berdua dengan suamiku menunggui Ihsan. Ramadhan kali ini kami jalani dengan keprihatinan. Aku masih belum berpuasa karena aku harus menjaga ASI ku yang semakin hari semakin berkurang. Beban fikiran, serta sulitnya mendapat sayuran membuat ASIku semakin berkurang. Terlebih lagi aku memberikan ASI tidak bisa secara langsung, akan tetapi harus dipompa dulu, karena Ihsan minum melalui selang yang dimasukkan lewat hidungnya. Minumnya diukur menurut ukuran tertentu.

Istighfar, tasbih, dan tahmid hampir tiada henti terucapkan. Berdoa dan membaca Al Quran adalah kebutuhan bagi kami. Barangkali ini hikmahnya. Alloh ingin mendengar doa-doa kami. Selama menunggu waktu operasi bagi Ihsan, aku sendiri menyaksikan anak-anak yang mengalami TGA memang lebih mengkhawatirkan. Batas waktu usia bagi penderita TGA menurut teori kedokteran hanya 3 bulan! Waktu yang terbaik dilakukan operasi adalah sebelum 3 bulan. Jika dilakukan operasi, operasinya memakan waktu 7-8 jam, dirawat di ICU sampai 13 hari. Bahkan pernah keluarga pasien dipanggil dokter karena pasien kritis. Ada lagi pasien TGA dari Yogya yang operasinya tidak berhasil, dan pasien meninggal di meja operasi. Ada juga pasien TGA yang meninggal sebelum dilakukan operasi. Tapi ada juga pasien TGA hingga berusia 12 tahun baru dilakukan pembedahan! Subhanallah.....

Dokter-dokter lebih sering mengingatkan aku untuk menyiapkan mental. Operasi apapun, apalagi jantung, kata dokter, tak bida dikalkulas keberhasilannya. Aku terkesiap mendengar jawaban dokter. Astaghfirullah....hampir aku lupa dengan kuasaMu ya Alloh... Upaya apapun, hanya Engkau yang punya hak, Ya Allah.

Anakku ditangani banyak ahli. Dr. Poppy, dokter spesialis jantung anak adalah dokter yang sangat baik. Dr. Yusuf Rakhmat, dokter spesialis bedah jantung --yang akan melakukan operasi nanti-- adalah dokter bedah senior. Banyak orang yang tak pernah kukenal sebelumnya menjenguk kami di rumah sakit. Ini dorongan bagi kami untuk terus tabah menjalani ujian ini. Mereka dengan sukarela menawarkan bantuan kepada kami jika kami membutuhkan. Subhanalloh..

17 Oktober 2006, kurang lebih seminggu sebelum Idul Fitri tiba, jadwal operasi yang ditetapkan dokter untuk Ihsan. Menjelang operasi, kutemani Ihsan menjalani puasanya. Kutidurkan ia di pangkuanku dan kupandangi wajahnya sepuas-puasnya. Kuletakkan tangan kananku tepat di jantungnya. Kupanjatkan terus doa Alloohumma robbannaasi adzhibil ba'sa wasyfi antasysyaafi laa syifaa-a illaa syifaa-uka syifaa-an laa yughoodiru saqomaa, ya Alloh.. (Tuhan Manusia, hilangkanlah bencana ini dan sembuhkanlah. Engkaulah Dzat Yang Maha Penyembuh, tiada penyembuhan kecuali penyembuhanMu dengan kesembuhan yang tiada menyisakan sakit sedikitpun).

Air mata ini tetap mengalir. Ada terbersit dalam benakku, jika Alloh memberinya kesembuhan, aku masih akan bisa memeluknya. Tapi .... jika Alloh berkehendak yang lain, maka waktuku bersama Ihsan hanya tinggal beberapa jam saja...

Hari Ahad pagi, tepat jam 7.30 menjelang Idul Fitri Ihsan menjalani operasi. Pukul 15.30, hampir delapan jam operasi baru selesai. Dan aku dan suamiku hanya bisa melihatnya dari jendela kaca di ICU.

Sejak berada di ICU, aku dan suamiku, menjadi lebih akrab dengan para orangtua yang juga menunggu anaknya. Kami merasa dekat dan senasib.

Menjelang Idul Fitri tiba, dokter dan perawat yang Muslim banyak yang mengambil cuti. Yang bertugas di hari-hari itu kebanyakan adalah dokter dan perawat non-Muslim. Suasana di rumah sakit menjadi sepi. Pasien-pasien ICU banyak yang sudah dipindahkan ke Intermediate Ward (IW). Pasien- pasien yang ada di lantai 7 pun banyak yang telah diijinkan pulang. Rumah sakit tidak menjadwalkan operasi lagi, kecuali jika ada emergency. Tinggal Ihsan dan Amel dari Solo yang ada di ICU. Aku merasa nelangsa. Semestinya di hari-hari seperti ini, semua berkumpul dengan keluarga besar, merayakan hari Lebaran. Mempersiapkan kue-kue lebaran, menyiapkan baju baru untuk anak-anak. Tapi kali ini tidak. Aku semakin sedih saat anakku, Tia, mengirimkan sms untukku, "Ibu, bapak, adik, Tia kangen. Kapan bapak, ibu, dan adik pulang? Sebentar lagi hari raya. Lebaran pulang ya Bu..."

Idul Fitri 1 Syawal 1427 telah tiba. Ihsan masih di ICU juga. Hari itu SMS banyak sekali masuk mengucapkan selamat idul fitri. Aku malas membalasnya. Bukan karena apa, aku hanya tidak ingin perasaanku terbawa sedih. Dari jendela toilet di lantai 7 aku melihat orang-orang bersama-sama keluarganya berbondong-bondong berangkat sholat led. Aku iri melihat mereka. Mengapa aku harus berada di sini? Dalam kondisi seperti ini? Takbir dari masjid-masjid di sekitar rumah sakit terdengar jelas. Aku tidak mau menangis. Cepat-cepat aku keluar dari toilet, dan kembali ke ruang tunggu ICU di lantai 8. Aku menunggu suamiku sholat led.

Ku lihat suamiku menangis. Ketika kutanya ada apa, dia tidak bisa menjawab, hanya menangis. Setelah agak tenang, dia baru bercerita baru saja dia menerima telfon dari adik-adiknya dan mertuaku. Semuanya menangis.

Semantara teman Ikhsan, Amel, dari Solo sudah dipindahkan ke IW, karena sudah membaik. Tinggal Ihsan sendiri di ICU. Aku mulai putus asa. Kondisi Ihsan belum juga membaik. Bahkan dari keterangan dokter diduga Ihsan mengalami sepsis, infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh. Ya Alloh... aku benar-benar putus asa. Setiap jam 2 malam aku selalu sholat memohon keajaiban padaMu, membaca Al-Quran hingga fajar tiba, tapi mengapa belum berakhir juga ujianMu padaku? Ataukah ini hukuman bagiku? Dosa apa yang telah aku lakukan sehingga Engkau menjadi murka?

Selama dua bulan Ihsan, aku, dan suamiku di Jakarta berihtiar mencari kesembuhan. Akhirnya, pada 24 November 2006 kami pulang kembali ke Surabaya. Alhamdulillah sekarang semua sudah aku lewati. Ikhsan, sudah boleh dibawah pulang. Walau setelah itu kami masih diberi ujian lagi, Ihsan baru saja khitan, karena adanya fimosis. Saat menulis ini, typhusku juga tengah kambuh, setelah 2 bulan yang lalu aku menjalani rawat inap. Dan si Ikhsan, juga mengalami gangguan pada hati.

Berbagai ujian yang diberikan padaku, akhirnya membuat aku belajar introspeksi diri. Kuperbaiki ibadahku, berusaha selalu berbuat baik pada siapapun, lebih banyak bersedekah. Dan, berusaha untuk selalu bersabar. Mudah-mudahan Alloh memberi kemudahan bagiku, sehingga aku bisa melanjutkan lagi studiku yang sempat tertunda. Mudah-mudahan pula, semua orang yang telah memberikan pertolongan pada kami sekeluarga, walau sekecil apapun, akan diberikan kelipatgandaan barokah dari Alloh swt. Alloohumma a’innaa 'alaa dzikrika, wa syukrika, wa husni ‘ibaadatik (Ya Alloh.. tolonglah kami untuk dapat berdzikir kepada Mu, mensyukuri nikmat Mu, dan beribadah dengan baik kepada Mu).

Semoga Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini dan seterusnya akan berganti dengan keceriaan. Tak lupa, teriring ucapan ”Selamat Ramadhan!” Amin.

[Dikisahkan Ny. Lusia Rokhmawati, Surabaya. Tulisan ini aku persembahkan untuk direnungkan olehku, suami, Tia, Ikhsan dan yang bisa mengambil pelajaran darinya. Tanggapan bisa dikirim ke via emai: mas_fufah@yahoo.com



Saturday

"Paling Hot" telah hadir

Revolusi paid to click di negeri ini bertambah lagi dengan hadirnya PalingHot.com yang baru dilaunching tanggal 14 februari 2009.
Seperti paid to click pendahulunya PalingHot pendaftarannya GRATIS dan juga menawarkan pendapatan membernya dari klik iklan yang dilakukan setiap harinya.
untuk kriteria pendatang baru PalingHot.com iklan yang ditampilkan tergolong banyak. pada saat member baru login iklan yang bisa di klik ada 5 ads yang bisa di klik oleh member, prinsipnya hampir sama dengan paid to click pendahulunya seperti klikrupiah, klikajadeh,  ngebux,  securebux, indoglobe dan lain-lain.


Komisi yang ditawarkan dari hasil klik iklan Di PalingHot.Com, Anda akan dibayar Rp 50,- setiap mengklik iklan dan mengunjungi websitenya selama 20 detik.

Anda bahkan bisa mendapatkan uang lebih banyak dengan mengajak teman Anda bergabung. Anda akan dibayar Rp 50,- untuk setiap website yang Anda kunjungi dan Rp 50,- untuk setiap website dikunjungi referral Anda. Permintaan pembayaran uang dapat dilakukan setiap hari. Minimal penarikan adalah Rp 50.000,-.

Bagi anda yang berminat bergabung di PalingHot.com silahkan daftar dan pastikan kolom refferalnya ada nama risti.

ayo bergabung sebelum keduluan dengan yang lain GRATIS


Friday

Live Production

Perkembangan teknologi broadcast saat ini memungkinkan untuk memproduksi sebuah acara secara live (langsung) dengan kualitas yang pada generasi sebelumnya harus dilakukan melalui proses post production. Beberapa peralatan yang bekerja simultan "on the fly" atau berbau realtime semakin akrab di dunia broadcast. Mulai dari editing, keying, overlay graphics, hingga special effects.

Siaran langsung adalah sebuah terjemahan dari keinginan untuk mendapatkan informasi yang cepat, aktual, dan akurat. Selain mendapatkan penyajian siaran yang cepat (baca: langsung), pemirsa juga mendapatkan sebuah kedekatan, kehangatan, dan kejujuran ketika pembawa acara berkomunikasi dengan audiens secara langsung tanpa potongan, editan, dan perantara waktu. Untuk acara tertentu memungkinkan juga untuk berinteraksi dengan presenter dan narasumber di studio.

Persiapan dan kesiapan siaran langsung tentu saja tidak semudah menonton acaranya. Di balik sebuah siaran langsung yang singkat, dibutuhkan sebuah wadah berupa sistem yang mendukung dan sebuah tim yang solid. Sistem di sini bisa berupa peralatan yang memadai, dan juga standar prosedur operasional yang ketat, termasuk antisipasi yang mengeliminir setiap kemungkinan buruk.

Sebuah acara News reguler misalnya. Mulai dari pucuk pimpinan redaksi hingga di lapangan, news supports, dan awak studio pendukung acara bekerja dengan cepat dan terinci. Mulai rapat proyeksi perolehan berita, penentuan tema, hingga penugasan reporter ke lapangan, penentuan angle, mengedit dan mengemas dalam paket, menulis script berita, hingga menjalankan siaran langsung. Semua terjadi kurang dari 12 jam.

Ketika proses produksi berita di atas sudah berjalan lancar, bukan berarti segalanya sudah beres. Aman saja tidak cukup. Dalam keterbatasan waktu, harus disisipkan unsur entertainment dan seni presentasi berita yang menarik penonton untuk menikmati acaranya.

Kolaborasi dari orang-orang grafis (designer, content, dan operator), program director, floor director, editor, switcherman, kameraman, audioman, lightingman, propertyman, staf produksi, dibawah koordinasi produser program akan mengemas peresentasi acara agar menarik untuk ditonton.

Prasarana on-air pun harus disiapkan dengan error handling yang berlapis. Jangan sampai mati langkah pada saat on-air. Di sinilah antisipasi backup sekecil apapun tetap diperlukan. Ketika terjadi kesalahan, program director akan sigap mengambil keputusan yang sudah dimengerti sebelumnya oleh para kru on-air.***(http://grafistv.com)


Tuesday

kamus broadcast part II

Melengkapi artikel "istilah-istilah dalam dunia Broadcast" terdahulu, kali ini saya akan menambahkan beberapa buah kata yang berhubungan dengan dunia broadcast. semoga postingan kali ini dapat membantu rekan-rekan yang masih awam dalam dunia broadcast silahkan diteruskan membaca artikel ini.

Noise : Gangguan pada sirkulasi signal audio maupun video yang mengganggu program acara.
News Director : Direktur pemberitaan yang bertanggung jawab atas seluruh isi pemberitaan yang disiarkan secara aktual berdasarkan fakta.
Off Line : Proses editing awal untuk memilih gambar terbaik dengan time code dari berbagai stock shot sesuai dengan kebutuhan adegan. Hasil dari gambar tersebut ditransformasikan dalam bentuk workprint dengan EDL (edit decision List).
On Line : Proses akhir editing untuk menyempurnakan, mempercantik dan memperindah gambar setelah melalui proses off line.
Operet : Istilah populer untuk acara yang menggabungkan antara unsur fiksi, nonfiksi dan musik ke dalam suatu alur cerita.
Opera Musikal : Format acara yang menggabungkan unsur drama dengan musik.
Opening Scene : Adegan yang dirancang khusus untuk membuka acara atau cerita. Biasanya adegan ini dikemas kreatif dan menarik untuk mendpatkan perhatian penonton.
Opening Shot : Komposisi sudut pengambilan gambar pada awal adegan atau acara yang dirancang khusus untuk menarik perhatian penonton.
OB Van : Outside Broadcasting Van, mobil khusus yang membawa perangkat tekhnis penyiaran audio dan video untuk memproduksi program diluar studio. Dapat juga digunakan untuk master control bagi siaran langsung.
Power Pack : Tempat khusu berbentuk boks yang berguna untuk pembagian arus daya listrik.
Panning : Pergerakkan horizontal kamera dari kiri kekanan maupun sebaliknya.
Property : Berbagai aksesori.
Program Directing : Penyutradaraan program televisi.
Programming : Tekhnik penyusunan program acara televisi yang ditayangkan secara berurutan.
Praproduksi : Berbagai kegiatan persiapan sebelum pelaksanaan produksi dimulai.
Paskaproduksi : Proses penyelesaian akhir dari produksi.Biasanya istilah ini digunakan pada proses editing.
Produser : Pimpinan produksi yang bertanggung jawab kepada seluruh kegiatan pengkoordinasian pelaksanaan praproduksi, produksi sampai paskaproduksi.
Rating : Perhitungan secara statistikal untuk mengukur tingkat popularitas program acara televisi terhadap penonton.

Rundown : Susunan isi dan alur cerita dari program acara televisi yang dibatasi oleh durasi, jeda komersial, segmentasi, dan bahasa naskah.
Run Through : Latihan akhir bagi seluruh pendukung acara televisi yang disesuaikan dengan urutan acara sesuai dalam rundown.
Reportase : Sebuah laporan perjalanan atau liputan lapangan yang digunakan untuk mendukung data – data aktual dan faktual.
Retake : Pengulangan pengambilan adegan gambar.
Shot : Ambil Gambar.
Simply Shot : Gambar yang diambil dari sudut yang mudah.
Skill : Keahlian.
Set Up : Proses persiapan akhir sebelum produksi televisi dimulai dari set artistik, performer hingga masalah tekhnis siaran.
Stand By : Komando akhir yang menunjukkan bahwa seluruh komponen produksi telah siap untuk melaksanakan syuting.
Single Camera : Sistem dari tata cara produksi audio visual yang hanya menggunakan satu kamera.
Script Format : Format penulisan naskah acara baik untuk fiksi maupun nonfiksi.
Script Marking : Penandaan pada naskah untuk menjadi catatan pada sutradara maupun pendukung produksi lainnya.
Stock Shot : Berbagai bentuk gambar yang diciptakan untuk dijadikan pilihan pada saat gambar gambar tersebut memasuki proses editing.
Suspense : Istilah yang digunakan untuk menunjukkan adegan – adegan yang menegangkan dan mengundang rasa was was bagi penonton.
Sound : Penataan suara.
Sound Effect : Efek suara yang diciptakan atau digunakan untuk mendukung suasana dari adegan.
Steady Shot : Gambar sempurna dan tidak terlalu banyak bergerak, yang dapat dinikmati dengan posisi diam.
Switcher : Istilah populer bagi perangkat tekhnis untuk memindah-mindahkan pemilihan gambar dari berbagai stock shot maupun input kamera. Alat ini digunakan untuk syuting multi kamera.
Switcherman : Seseorang yang bertugas melaksanakan proses pemindahan gambar sesuai dengan komando sutradara.
Studio : Lokasi khusus tempat pelaksanaan kerja produksi berlangsung. Dapat untuk melaksanakan syuting (shooting studio) maupun untuk editing (post production studio).
Selling Point : Berbagai komponen yang mempunyai nilai jual untuk mendapatkan perhatian penonton maupun sponsor.
Sound Mixer : Mixer pengendali dari berbagai input suara yang dipilah melalui sejumlah jalur (track).
Slow Motion : Pergerakkan gambar yang diperlambat sesuai dengan kebutuhan alur cerita.
Technical Director : Pengarah / Direktur tehnik.
Trend Setter : Gaya hidup ataupun budaya pop yang menjadi acuan dan ukuran sesuai dengan masa atau zaman.
Take : Istilah yang digunakan untuk dan pada saat pengambilan gambar berlangsung. Dapat juga digunakan sebagai catatan pada naskah.
Two Shot : Istilah komando sutradara yang seringkali digunakan untuk mengarahkan kamera kepada dua objek yang dituju.
Three Shot : Istilah komando sutradara yang seringkali digunakan untuk mengarahkan kamera kepada tiga objek yang dituju.
Trik : Tata cara kreatif untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Team builder : Seseorang yang mampu membangun sebuah kerjasama antara anggota team dengan baik untuk mencapai tujuan.
Theme Song : Lagu khusus yang diciptakan atau dipakai sebagai pendukungikatan emosi dari program acara kepada penonton.
VTR : Video Tape Recording.
Very Long Shot : Gambar yang diambil sangat jauh.
Voice Over (VO) : Suara dari announcer atau penyiar untuk mendukung isi cerita namun tidak tampak dilayar televisi.
Video Klip : Video musik.
Video Jockey : Julukan bagi presenter acara musik televisi yang menayangkan berbagai video klip.
Vision Mixer : Sebutan lain untuk istilah populer “switcher”.
Wireless Camera : Kamera yang menggunakan transmisi signal untuk mengirimkan hasil gambar tanpa menggunakan kabel.
White Balance : Prosedur untuk mengkoreksi warna gambar dari kamera dengan mengubah sensitivitas CCD ke dalam spektrum cahaya. Umumnya prosedur ini menggunakan cahaya putih sebagai dasar.
Webisode : Istilah episode televisi yang ditayangkan melalui video web streaming internet.
Wardrobe : Berbagai aksesori pendukung kostum bagi peran – peran tertentu.


istilah-istilah dalam dunia Broadcast

Pada artikel kali ini saya akan menginformasikan istilah-istilah yang berhubungan dengan dunia broadcast mungkin artikel ini berguna bagi yang ingin bergelut dalam dunia broadcaster untuk menjadi bahan dasar pembuat tempe...( apa coba ) baiklah tanpa perlu panjang lebar ulasan pembukanya saya akan memaparkan kamus broadcast tersebut selamat membaca semoga dapat membantu. oh ya hampir lupa nih artikel ini saya dapat dari blognya mas teguh teman satu pendaringan saya. profesi beliau adalah sebagai kameramen dan dosen di salah satu akademi broadcast di jakarta.

Akting :Sebuah proses pemahaman dan penciptaan tentang perilaku dan karakter pribadi dari seseorang yang diperankan.
Audio Visual :Sebutan bagi perangkat yang menggunakkan unsur suara dan gambar.
Art Director : Sebutan bagi pengarah seni artistik dari sebuah produksi.
Asisten Produser : Seseorang yang membantu produser dalam menjalankan tugasnya.
Audio Mixing : Proses penyatuan dan penyelarasan suara dari berbagai macam jenis dan bentuk suara.
Angle : Sudut pengambilan gambar.
Animator : Sebutan bagi seseorang yang beprofesi sebagai pembuat animasi.
Audio Effect : Efek suara.
Ambience : Suara natural dari objek gambar.
Broadcaster : Sebutan bagi seseorang yang bekerja dalam industri penyiaran.
Background : Latar belakang.
Blocking : Penempatan objek yang sesuai dengan kebutuhan gambar.
Bridging scene : Adegan perantara diantara adegan – adegan lainnya.
Back Light : Penempatan lampu dasar dari sudut belakang objek.
Breakdown Shoot : Penentuan gambar yang sesuai dengan naskah atau urutan acara.
Bumper In : Penanda bahwa program acara TV dimulai kembali setelah iklan komersial.
Bumper Out : Penanda bahwa program acara TV akan berhenti sejenak karena iklan komersial.
Credit Title : Urutan nama tim produksi dan pendukung acara.
Chroma Key : Sebuah metode elektronis yang melakukan penggabungan antara gambar video yang satu dengan gambar video lainnya dimana dalam prosesnya digunakan teknik Key Colour yang dapat diubah sesuai kebutuhan foreground dan background.
Cutting on Beat : Teknik pemotongan gambar berdasar tempo.
Clip Hanger : Sebutan bagi adegan atau gambar yang akan mengundang rasa ingin tahu penonton tentang kelanjutan acara, namun harus ditunda karena ada jeda iklan komersial.
Cut : Pemotongan gambar.
Cutting : Proses pemotongan gambar.
Camera Blocking : Penempatan posisi kamera yang sesuai dengan kebutuhan gambar.
Clear – Com : Sebutan bagi penggunaan head-set audio yang dihubungkan dengan ruang master control.
Channel : Saluran.
Crazy Shot : Gambar yang direkam melalui kamera yang tidak beraturan.
Compotition : Komposisi.
Continuity : Kesinambungan.
Cross Blocking : Penempatan posisi objek secara silang sesuai dengan kebutuhan gambar.
Crane : Katrol khusus untuk kamera dan penata kamera yang dapat bergerak keatas dan kebawah.
Clip On : Mikrofon khusus yang dipasang pada objek tanpa terlihat.
Casting : Proses pemilihan pemain lakon sesuai dengan karakter dan peran yang akan diberikan.
Close Up : Pengambilan gambar dari jarak dekat.
Desain Compugrafis : Rancangan grafis yang digambar melalui tekhnologi komputer.
Durasi : Waktu yang diberikan atau dijalankan.
Dimmer : Digunakan untuk mengontrol naik turunnya intensitas cahaya.
Disc Jokey : Sebutan bagi pembawa acara musik yang menayangkan video Klip.
Dissolve : Tekhnik penumpukan gambar pada editing maupun syuting multi kamera.
Depth of Field : Area dimana seluruh objek yang diterima oleh lensa dan kamera muncul dengan fokus yang tepat. Biasanya hal ini dipengaruhi oleh jarak antara objek dan kamera, focal length dari lensa dan f-stop.
Dialogue : Percakapan yang muncul dalam adegan.
Dramatic Emotion : Emosi gambar secara dramatis.
Editing : Proses pemotongan gambar.
Ending Title : Urutan nama yang dicantumkan pada akhir movie.
Engineering : Sebutan bagi pengerjaan dan pembagian kerja dalam masalah teknis penyiaran.
Establish Shot : Gambar yang natural dan wajar.
Extreme Close Up : Pengambilan gambar dari jarak sangat dekat.
Focus : Penyelarasan gambar secara detail, tajam, dan jernih hingga mendekati objek aslinya.
Final Editing : Proses pemotongan gambar secara menyeluruh.
Floor Director : Seseorang yang bertanggung jawab membantu mengkomunikasikan keinginan sutradara, dari master kontrol ke studio produksi.
Filter Camera : Filter yang digunakan untuk kamera.
Footage : Gambar – gambar yang tersedia dan dapat digunakan.
Hunting Location : Proses pencarian dan penggunaan lokasi terbaik untuk syuting.
Headset : Digunakan untuk dapat mendengarkan suara sutradara.
Hand held : Tekhnik penggunaan kamera dengan tangan tanpa tripod.
Image : Simbol yang sesuai objek.
Jumping Shot : Proses pengambilan gambar secara tidak berurutan.
Jimmy Jib : Katrol kamera otomatis yang digerakkan dengan remote.
Job Description : Deskripsi tentang jenis pekerjaan.
Jeda Komersial : Saat penayangan iklan komersial diantara acara televisi.
Job Title : Penamaan jabatan pada pekerjaan.
Konservatif : Serba teratur, tertib, dan apa adanya.
Kreator : Sebutan bagi seseorang yang menciptakan karya kreatif.
Lighting : Penataan cahaya.
Lighting Effect : Efek dari penataan cahaya.
Lensa Wide : Digunakan untuk memperbesar sudut pandang pengambilan gambar dari kamera.
Lensa Super Wide : Digunakan untuk sangat memperbesar sudut pandang pengambilan gambar dari kamera.
Long Shot : Gambar yang direkam dari jarak yang jauh. Biasanya digunakan dengan cara pengambilan gambar dari sudut panjang dan lebar.
Master Control : Perangkat teknis utama penyiaran untuk mengontrol proses distribusi audio dan video dari berbagai input pada produksi untuk siaran live show maupun recorded.
Magazine Show : Rancangan acara dengan format majalah.
Main Object : Target pada objek utama.
Medium Close Up : Pengambilan gambar dari jarak cukup dekat.
Medium Shot : Gambar yang diambil dari jarak sedang.
Medium Long Shot : Pengambilan gambar dari jarak yang panjang dan jauh.
Monitor : Digunakan untuk memantau gambar.
Master Video : Video utama berisikan rekaman acara televisi yang siap untuk ditayangkan maupun disimpan.
Multi Camera : Sistem dari tata produksi audio visual yang syuting secara bersamaan dengan menggunakan sejumlah kamera.
Middle Close Up : Pengambilan gambar dari jarak sedang.
Master Shot : Gambar pilihan utama dari sebuah adegan yang kemudian dijadikan referensi atau rujukan saat melakukan editing.

Bersambung dilain waktu

Saturday

Ketika Dunia Tidak Lagi Bermakna…!!!

Awan sedikit mendung, ketika kaki kecil Yani berlari – lari gembira diatas jalanan menyeberangi lampu merah Karet.

Baju merahnya yang kebesaran melambai – lambai ditiup angin. Tangan kanannya memegang Es krim sambil sesekali mengangkat ke mulutnya untuk dicicipi, sementara tangan kirinya mencengkram ikatan sabuk celana ayahnya.

Yani dan Ayahnya memasuki wilayah pamakaman umum Karet, berputar sejenak ke kanan & kemudian duduk diatas seonggok nisan “Hj. Rajawali binti Muhammad 19-10-1915 : 20-01-1965”.

“Nak, ini kubur nenekmu, mari kita berdo’a untuk nenekmu” Yani melihat wajah ayahnya, lalu menirukan tangan ayahnya yg mengangkat ke atas & ikut memejamkan mata seperti ayahnya. Ia mendengarkan ayahnya berdo’a untuk Neneknya…

“Ayah, nenek waktu meninggal umur 50 tahun ya Yah…?” Ayahnya mengangguk sembari tersenyum & memandang pusara Ibunya.

“Hmm, berarti nenek sudah meninggal 42 tahun ya Yah…?” Kata Yani berlagak sambil matanya menerawang & jarinya berhitung. “Ya, nenekmu sudah didalam kubur 42 tahun…”

Yani memutar kepalanya memandang sekeliling, banyak kuburan disana. Disamping kuburan neneknya ada kuburan tua berlumut “Muhammad Zaini, 19-02-1882 : 30-01-1910.

“Hmm.., Kalau yg itu sudah meninggal 106 tahun yg lalu ya Yah..?”, jarinya menunjuk nisan disamping kubur neneknya. Sekali lagi ayahnya mengangguk. Tangannya terangkat mengelus kepala anak satu – satunya. “Memangnya kenapa nak..?” kata sang ayah menatap teduh mata anaknya. “Hmmm, ayah kan semalam bilang, bahwa kalau kita mati, lalu dikubur & kita banyak dosanya, kita akan disiksa dineraka” kata Yani sambil meminta persetujuan ayahnya. “Iya kan yah..?”

Ayahnya tersenyum, “Lalu..?”

“Iya… Kalau nenek banyak dosanya, berarti nenek sudah disiksa 42 tahun dong yah dikubur? Kalau nenek banyak pahalanya, berarti sudah 42 tahun nenek senang dikubur… Ya nggak yah..?” mata Yani berbinar karena bisa menjelaskan kepada Ayahnya pendapatnya.

Ayahnya tersenyum, namun sekilas tampak keningnya berkerut, tampaknya cemas… “Iya nak, kamu pintar.” Kata ayahnya pendek.

Pulang dari pemakaman, ayah Yani tampak gelisah diatas sajadahnya, memikirkan apa yg dikatakan anaknya… 42 tahun hingga sekarang… kalau kiamat datang 100 tahun lagi…142 tahun disiksa… atau bahagia dikubur… Lalu ia menunduk… Meneteskan air mata…

kalau Ia meninggal lalu banyak dosanya…lalu kiamat masih 1000 tahun lagi berarti Ia akan disiksa 1000 tahun?

Innalillahi Wa inna ilaihi rooji’un… Air matanya semakin banyak menetes, sanggupkah Ia selama itu disiksa? Iya kalau kiamat 1000 tahun ke depan, kalau 2000 tahun lagi? Kalau 3000 tahun lagi? Selama itu Ia akan disiksa dikubur? Bukankah akan lebih parah lagi?

Tahankah? Padahal melihat adegan preman dipukuli massa ditelevisi kemarin Ia sudah tak tahan?

Ya Allah…Ia semakin menunduk, tangannya terangkat ke atas, bahunya naik turun tak teratur… air matanya semakin membanjiri wajahnya.

Allahumma as aluka khusnul khootimah… berulang – ulang dibacanya DOA itu hingga suaranya serak… Dan Ia berhenti sejenak ketika terdengar batuk Yani.

Dihampirinya Yani yg tertidur diatas dipan bambu. Dibetulkannya selimutnya, Yani terus tertidur… tanpa tahu, betapa sang bapak sangat berterimakasih padanya karena telah menyadarkannya arti sebuah kehidupan… Dan apa yang akan datang didepannya…



“Yaa Allah SWT, letakkanlah dunia ditanganku, jangan Kau letakkan di hatiku…”

kiriman dari : Achmad Solichin (s_achmad@yahoo.co.id)

Thursday

Pengemis Buta dan Rasulullah SAW

Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu.... (red: ahhh pokoknya macam-macam hinaan dan caci maki yahudi buta ini sampai-sampai saya tidak tega menulis hinaan yang ditujukan pada Baginda Rasul yang Mulia ini) apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya.

Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.

Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA
yang tidak lain tidak bukan merupakan isteri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu, Anakku, adakah kebiasaan Rasulullah SAW yang belum aku kerjakan?

Aisyah RA menjawab,Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja.
Apakah Itu?, tanya Abubakar RA. Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada disana, kata Aisyah RA.

Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai menyuapinya, sipengemis marah sambil menghardik, Siapakah kamu? Abubakar RA menjawab,Aku orang yang biasa (mendatangi engkau).
Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku, bantah si pengemis buta itu.

Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku, pengemis itu melanjutkan perkataannya. lagipula roti yang kumakan sangat enak rasanya bukan yang seperti ini.

Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW.

Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abubakar RA, dan kemudian berkata, Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya dengan hinaan yang tak sepantasnya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, ia begitu mulia....


Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim. ( Al-Hadits)

Nah, wahai saudaraku, bisakah kita meneladani kemuliaan akhlaq Rasulullah SAW?
Atau adakah setidaknya niatan untuk meneladani beliau?
Beliau adalah ahsanul akhlaq, semulia-mulia akhlaq.

Kalaupun tidak bisa kita meneladani beliau seratus persen, alangkah baiknya kita berusaha meneladani sedikit demi sedikit, kita mulai dari apa yang kita sanggup melakukannya.

Sadaqah Jariah salah satu dari nya mudah dilakukan, pahalanya?
Masya Allah.. ..macam meter taxi...jalan terus.

Sadaqah Jariah - Kebajikan yang tak berakhir.

1. Berikan al-Quran pada seseorang, dan setiap dibaca, Anda mendapatkan hasanah.

2. Sumbangkan kursi roda ke RS dan setiap orang sakit menggunakannya, Anda dapat hasanah.

4. Bantu pendidikan seorang anak.

5. Ajarkan seseorang sebuah do'a. Pada setiap bacaan do'a itu, Anda dapat hasanah.

6. Bagi CD Quran atau Do'a.

7. Terlibat dalam pembangunan sebuah mesjid.

8. Tempatkan pendingin air di tempat umum.

9. Tanam sebuah pohon. Setiap seseorang atau binatang berlindung dibawahnya, Anda dapat hasanah.

10. Sebar luaskan artikel ini dengan orang lain. Jika seseorang menjalankan salah satu dari hal diatas,maka Anda dapat hasanah/kebaikan sampai hari Qiamat. Dan masih banyak hal lain yang dapat mendatangkan kebaikan dan manfaat yang tak terhingga balasannya.

Aminnnnnn...